tag:blogger.com,1999:blog-69889246256493425492024-03-06T15:34:24.490+07:00Dian Baisa BlogDian Baisahttp://www.blogger.com/profile/08405561213795245326noreply@blogger.comBlogger7125tag:blogger.com,1999:blog-6988924625649342549.post-26623460528265654812018-06-14T21:28:00.000+07:002018-06-14T21:28:31.980+07:00Selamat 'Idul Fitri 1439 H <div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiHF1Tni9wQJFo-Gequ0hZc1n6se0oxBnp_8tQw618kPjIew3TvfXn6wRvlESJb-DcWqCaEKZt-IDO945WofJ0dmmgP2fn3TVbwxP39dF8aZ37o2PCm_wV6wMYwcWfctk2YV8ap3WWiLTo/s1600/20180614_205753_0001.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1600" data-original-width="1600" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiHF1Tni9wQJFo-Gequ0hZc1n6se0oxBnp_8tQw618kPjIew3TvfXn6wRvlESJb-DcWqCaEKZt-IDO945WofJ0dmmgP2fn3TVbwxP39dF8aZ37o2PCm_wV6wMYwcWfctk2YV8ap3WWiLTo/s640/20180614_205753_0001.png" width="640" /></a></div>
<span style="background-color: white; color: #444444; font-family: "roboto" , "arial" , "verdana" , "sans"; font-size: 16px; line-height: 23px;">
</span>Dian Baisahttp://www.blogger.com/profile/08580046299823632555noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-6988924625649342549.post-30771995175048744412016-02-10T02:17:00.018+07:002023-04-08T12:04:57.118+07:00Karena Mereka Kita Bisa
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<p style="text-align: justify;"><span style="background-color: white; color: #666666; font-family: Source Sans Pro; font-size: 19px; line-height: 30px;">Perjalanan<span> <span>manusia <span>di dunia ini tak lepas<span> dari campur tangan orang lain. Mulai dari lahir <i>ceprot<span>, </span></i><span><span>kita </span></span></span></span></span>sudah bersentuhan dengan orang lain. <span>Dalam proses kelahi<span>ra<span>n kita<span> pun tak luput dari bantuan Bu Bidan atau <i>Mbah Dukun Bayi</i>. <span>Hingga kita sukses sekarang tanpa kita sadari ada <span>orang-orang yang membantu kita, <span>men<i>support </i>kita dalam proses menuju kesuksesan tersebut. Ada <span>sahabat-sahabat </span> kita yang <span>secara tak langsung turut andil dalam proses perjalanan hidup kita. <span>Tak jarang sahabat-sahabat kita menjadi sebuah <span>inspirasi dalam kehidupan kita<span>. <span>Jangan lupakan sahaba<span>t-sahabat kita<span>. <span>Jika kita tak <span>ada <span>kesempatan mengunjunginya, <span>sisipkan doa ke<span>baikan untuk mereka.<i>Ya Alloh<span> ampuni dosa <span>kawan-kawan kami. Berikan ke<span>baikan kepada mereka sebagaimana kebaikan-<span>kebaikan <span>yang <span>timbul <span>pada diri kami oleh sebab mereka. Allohumma amin</span></span></span></span></span></span></span></i></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></p>
Abu hafshohhttp://www.blogger.com/profile/04804008172402813200noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-6988924625649342549.post-48604692144321431582015-11-13T08:14:00.026+07:002023-04-08T12:51:54.633+07:00Ora PeEnEs Ora Pathek'en <div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<p style="text-align: justify;"><span style="background-color: white; color: #666666; font-family: Source Sans Pro; font-size: 19px; line-height: 30px;">Hanya timbul dari rasa gelo pada kondisi di lingkunganku. <i>Benar !!!</i> di lingkungan saya tinggal seseorang yang berprofesi sebagai PNS itu sesuatu. Bak artis yang dipuja-puja, orangpun sampai <i>munduk-munduk</i>, singkat kata wis <i>poko'e</i> disegani lah !!! Nek wis dadi PNS ki <i>koyo-koyo menungso sing sampurno !!!</i> Orang-orang tua pun sangat mendambakan seorang menantu dari kalangan PNS. Bagaimana tidak !!! PNS itu disebut sebagai <i>abdine negoro</i> dengan gaji yang wah setiap bulannya.</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="background-color: white; color: #666666; font-family: Source Sans Pro; font-size: 19px; line-height: 30px;">Jika dari kalangan guru mendapat tunjangan sertifikasi yang nominalnya amat fantastis. Belum nanti pada saat pensiun<i>pun</i> mendapat tunjangan pensiun yang besar pula. Dari sebab itulah banyak yang tergila-gila ingin menjadi PNS, berlomba-lomba mendapatkan status prestis PNS, bahkan rela <i>adol sawah</i> untuk "membeli" status PNS.</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="background-color: white; color: #666666; font-family: Source Sans Pro; font-size: 19px; line-height: 30px;">Namun yang sangat disayangkan...mereka yang berstatus PNS itu seolah seperti boss yang suka sekali jika berbicara dengan volume yang tinggi - meski tidak semuanya - seperti terkesan sombong !!!</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="background-color: white; color: #666666; font-family: Source Sans Pro; font-size: 19px; line-height: 30px;">Marilah kita buka mata kita. PNS itu hanyalah sebuah status. Tidak serta merta yang non PNS itu ndak bisa makan , ndak bisa <i>nyandang apik</i>. Mari menghargai mereka yang kebetulan berprofesi Non PNS. Alloh tak melihat status PNS sampeyan, tapi melihat kadar ketaqwaan dan amal sholih sampeyan</span></p><div style="text-align: justify;"><span style="background-color: white; color: red; font-family: Source Sans Pro; font-size: x-small; line-height: 15px;"><i><b>Disclaimer: Supurone, saya tidak sedang menghakimi sampeyan yang PNS, atau merasa hasad karena tak bisa seperti sampeyan</b></i></span></div>Dian Baisahttp://www.blogger.com/profile/08405561213795245326noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-6988924625649342549.post-3766972122378415402015-02-08T23:35:00.001+07:002017-12-12T13:33:54.045+07:00Kamu itu sesat !! <div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white; color: #444444; font-family: "roboto" , "arial" , "verdana" , "sans"; font-size: 14px; line-height: 23px;">
</span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<span style="background-color: white; color: #444444; font-family: "roboto" , "arial" , "verdana" , "sans"; font-size: 14px; line-height: 23px;"></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white; color: #444444; font-family: "roboto" , "arial" , "verdana" , "sans"; font-size: 16px; line-height: 23px;"></span><br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<span style="background-color: white; color: #444444; font-family: "roboto" , "arial" , "verdana" , "sans"; font-size: 16px; line-height: 23px;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjX8BJfzDAIM3svVYfoeJexu0kRkvMwLcE9X6LYW2iMrAhWQ7rxXDKNQiWujdgGFipvrPGvU5OEbuw0aOtqUznrp2pgspkoo6UGloKrf60_l7PIfHVx60nUNO2N6UGVRe1HoLobjzWCsbM/s1600/sESAT.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="744" data-original-width="1024" height="290" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjX8BJfzDAIM3svVYfoeJexu0kRkvMwLcE9X6LYW2iMrAhWQ7rxXDKNQiWujdgGFipvrPGvU5OEbuw0aOtqUznrp2pgspkoo6UGloKrf60_l7PIfHVx60nUNO2N6UGVRe1HoLobjzWCsbM/s400/sESAT.png" width="400" /></a></span></div>
<span style="background-color: white; color: #444444; font-family: "roboto" , "arial" , "verdana" , "sans"; font-size: 16px; line-height: 23px;"> </span><br />
<span style="background-color: white; color: #444444; font-family: "roboto" , "arial" , "verdana" , "sans"; font-size: 16px; line-height: 23px;"> Sebenarnya manusia diciptakan oleh Alloh dengan sempurna. Kesempurnaannya melebihi ciptaan lainnya seperti hewan. Bahkan malaikat-pun terkalahkan oleh manusia. Tentu saja jika manusia mampu menggunakan <i>nalar</i> yang ia punya untuk taat kepada penciptanya. Namun pada kenyataannya manusia hilang <i>nalarnya</i> jika sudah terjangkit penyakit <i>akut </i>yang bernama <i>fanatik. </i>Tentu saja pengertian <i>fanatik </i>disini tak lain <i>fanatik buta. </i></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br />
<a name='more'></a><br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white; color: #444444; font-family: "roboto" , "arial" , "verdana" , "sans"; font-size: 16px; line-height: 23px;">Suatu ketika saya di-<i>unen-uneni </i>bahwa saya disebut sesat hanya karena tak mau ikut ngaji <i>pasca</i> meninggalnya <i>mbah </i>saya -<i>rohimahalloh</i>, dengan dalih <i>klasik</i> tak mau mendoakannya. Aneh sekali... Kenapa saya menyebutnya aneh ???? Bukankah acara atau <i>ritual </i>ngaji <i>pasca</i> meninggalnya seseorang hingga hari ke-7 itu tak lain adalah <i>adat </i>atau budaya belaka. Kenapa saya menyebutnya budaya ??? <i></i> <i>Ritual </i>tersebut tak pernah dilakukan oleh Rosululloh dan para sahabatnya. Para imam madzab-<i>pun </i>tak pernah mencotohkannya, kalaupun ada pendapatnya lemah atau minimal masuk pada <i>ranah </i>khilafiyah. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white; color: #444444; font-family: "roboto" , "arial" , "verdana" , "sans"; font-size: 14px; line-height: 23px;">Mereka begitu memegang teguh acara-acara <i>pasca </i>kematian tersebut sampai tahap fanatik yang akut. Sayangnya mereka menutup mata atau mungkin <i>nalarnya </i>tertutup karena kefanatikannya ketika <i>ritual </i>yang utama seperti <i>takziyah, menyolatkan jenazah, </i>sampai menguburkannya diikuti seseorang - hanya karena ndak ikut ngaji, selamatan 7, 40, 100<i>, </i>dan atau <i>mendak 1 dan 2 </i>hingga 1000 harinya !!!</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white; color: #444444; font-family: "roboto" , "arial" , "verdana" , "sans"; font-size: 14px; line-height: 23px;">Ah sudahlah... dia menganggap saya sesat ( padahal yang saya lakukan itu <i>nyunnah )</i> tanpa disadari dia sesat terlebih dahulu. Dan semoga <i>kesesatan </i>justru Alloh timpakan kepadanya.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
Dian Baisahttp://www.blogger.com/profile/08405561213795245326noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-6988924625649342549.post-45602357627969386722015-01-03T22:18:00.000+07:002015-11-13T08:03:30.734+07:00Antara Tradisi Dan Akhlaq Islami<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white; color: #444444; font-family: "roboto" , "arial" , "verdana" , "sans"; font-size: 14px; line-height: 23px;">
</span><br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<span style="background-color: white; color: #444444; font-family: "roboto" , "arial" , "verdana" , "sans"; font-size: 14px; line-height: 23px;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiEj9DUyo_jc-0Y10RhFyhazkYsC9F-leyknzdS5gduNioI5xmy48c3Xs7owtls-B0FHaegC6X29KaHnwyMnw6FFwN-rEi401E6mFohNm9xv-In8egY9JXK_gLd3cUtGDPUidklI8s3OrOD/s1600/Tumpeng+Mitoni.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="217" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiEj9DUyo_jc-0Y10RhFyhazkYsC9F-leyknzdS5gduNioI5xmy48c3Xs7owtls-B0FHaegC6X29KaHnwyMnw6FFwN-rEi401E6mFohNm9xv-In8egY9JXK_gLd3cUtGDPUidklI8s3OrOD/s1600/Tumpeng+Mitoni.jpg" width="320" /></a></span></div>
<span style="background-color: white; color: #444444; font-family: "roboto" , "arial" , "verdana" , "sans"; font-size: 14px; line-height: 23px;">Seiring dengan jauhnya umat dari ajaran yang benar, membuat syariat Islam acap terkacaukan dengan tradisi yang berkembang di masyarakat, lebih-lebih ritual yang menggunakan simbol-simbol Islam.
Manusia secara umum sekalipun orang yang bersih fitrahnya, sangat membutuhkan penjelasan tentang akhlak dan adab yang sesuai syariat melalui dalil-dalil dari Al-Qur`an dan As-Sunnah. Sehingga pernyataan sebagian orang bahwa permasalahan adab tidak perlu menengok kepada dalil syar’i sangat keliru dengan dua alasan:
Pertama: Banyak akhlak yang tidak diketahui hukumnya oleh manusia, sehingga sesuatu yang tidak baik terkadang dianggap baik dan yang bukan jelek dianggap jelek. Sungguh seseorang seberapapun ia mendapat derajat keilmuan, keshalihan dan adab, tentu ada akhlak yang tidak diketahuinya.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white; color: #444444; font-family: "roboto" , "arial" , "verdana" , "sans"; font-size: 14px; line-height: 23px;"></span></div>
<a name='more'></a><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: "roboto" , "arial" , "verdana" , "sans"; font-size: 14px; line-height: 23px;"><br /></span>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white; color: #444444; font-family: "roboto" , "arial" , "verdana" , "sans"; font-size: 14px; line-height: 23px;">Terlebih di saat adat kebiasaan manusia berbeda-beda satu dengan yang lainnya, karena biasanya orang mencampuradukkan antara adat dan adab. Sebagai misal yaitu tatkala sahabat Mu’adz bin Jabal radhiyallahu ‘anhu datang dari Syam kemudian menghadap Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, ia sujud di hadapan beliau. Lalu Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam menegurnya: “Apa ini wahai Mu’adz?” Mu’adz radhiyallahu ‘anhu mengatakan bahwa tatkala datang ke Syam, ia mendapatkan manusia sujud kepada para uskup dan pendeta mereka, maka Mu’adz Shallallahu ‘alaihi wa sallam ingin melakukan hal itu terhadap Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Maka Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengatakan (yang artinya):
“Jangan kamu lakukan, karena seandainya aku memerintahkan seseorang untuk sujud kepada selain Allah niscaya aku akan memerintahkan wanita untuk sujud kepada suaminya. Demi yang jiwaku ada di tangan-Nya (demi Allah) seorang wanita belum (dikatakan) menunaikan hak Rabbnya sampai ia menunaikan hak suaminya….” (lihat Shahih Sunan Ibnu Majah no. 1515)
Perhatikanlah! Kalau sebagian permasalahan adab ada yang luput dari pengetahuan sahabat, generasi terbaik umat ini, sehingga Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam memberikan penjelasannya, tentunya yang bukan mereka lebih sangat membutuhkan bimbingan. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white; color: #444444; font-family: "roboto" , "arial" , "verdana" , "sans"; font-size: 14px; line-height: 23px;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white; color: #444444; font-family: "roboto" , "arial" , "verdana" , "sans"; font-size: 14px; line-height: 23px;">Kedua: Telah diselewengkannya syariat Allah Subhanahu wa Ta’ala pada benak sebagian orang, setelah jauhnya mereka dari masa kenabian dan kakunya hati, serta terjadinya perbauran dengan umat selain muslimin. Seperti yang terlihat nyata pada kehidupan masyarakat yang menjadikan hawa nafsu sebagai pijakan untuk menghalalkan dan mengharamkan. Mereka membuat-buat aturan tentang adab dengan penuh percaya diri akan kebenarannya, padahal kenyataannya tidak sedikit yang bertentangan dengan syariat.
Berikut contoh-contohnya:
1. Masyarakat ‘modern’ hari ini dan di masa lampau hampir sama keyakinannya bahwa membuat monumen pahlawan dan orang-orang besar serta menampakkan kekhusyukan di sisinya sebagai bentuk ungkapan terima kasih atas jasa-jasa mereka. Bahkan terkadang ditambah dengan menyengaja mendatangi kuburan mereka untuk berdoa di sisinya atau meminta pertolongan kepada penghuninya. Mereka memandang bahwa jika tidak dilakukan seperti itu, berarti tidak memerhatikan peninggalan sejarah dan ini merupakan cacat dalam peradaban. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white; color: #444444; font-family: "roboto" , "arial" , "verdana" , "sans"; font-size: 14px; line-height: 23px;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white; color: #444444; font-family: "roboto" , "arial" , "verdana" , "sans"; font-size: 14px; line-height: 23px;">Padahal yang demikian menurut syariat ini sangat jauh dari akhlak mulia, bahkan itu akhlak yang jelek. Bukan berarti kami mengajak untuk tidak menghormati mereka, tetapi menghormati jasa mereka bukan demikian caranya. Karena meskipun hal tersebut mengandung penghormatan kepada para pahlawan, namun juga mengandung perampasan terhadap hak Allah Subhanahu wa Ta’ala yaitu tulusnya peribadatan kepada-Nya.
Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam juga melarang membuat gambar orang-orang yang shalih dan membuat patung-patung mereka. Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda (yang artinya):
“Orang-orang itu apabila mati seorang yang shalih dari mereka, mereka membangun di atas kuburannya sebuah masjid (tempat ibadah) lalu mereka menggambar padanya gambar tersebut. Mereka adalah sejelek-jelek makhluk di sisi Allah.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
2. Membatasi kelahiran di zaman sekarang dianggap sebagai kesadaran dalam menata perekonomian dan peradaban yang maju. Sampai-sampai ada di antara mereka (rumah tangga) yang lebih suka memelihara anjing dan tidak mau mengasuh anak. Padahal banyaknya keturunan dalam syariat ini merupakan wasiat Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam kepada umatnya. Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
تَزَوَّجُوا الْوَدُودَ الْوَلُودَ فَإِنِّي مُكَاثِرٌ بِكُمُ الْأُمَمَ
“Nikahilah oleh kalian (wanita) yang penyayang dan banyak anak, karena aku akan berbangga dengan banyaknya kalian di hadapan umat-umat.” (HR. Abu Dawud dan dishahihkan oleh Al-Albani rahimahullahu dalam Al-Irwa` no. 1784)
3. Perbauran laki-laki dengan perempuan yang bukan mahram (ikhtilath) dianggap sebagai keterbukaan sikap. Bahkan terkadang dijadikan sebagai sarana terbaik bagi para lelaki dan perempuan untuk terlepas dari sikap minder. Lebih parah lagi, ada yang mengatakan bahwa itu adalah cara untuk menyetabilkan birahi. Menurut mereka pula bahwa pelecehan seksual bisa diminimalisir dengan semakin dekatnya hubungan di antara dua jenis manusia. Falsafah mereka terilhami dari ucapan sebagian orang bahwa “banyak gesekan akan menghilangkan perasaan.” Sungguh realita mereka telah mendustakan falsafah ini. Bahkan orang yang melihat pada angka kriminalitas berkaitan dengan kesusilaan akan bisa memberi kesimpulan bahwa negeri Barat yang telah mempraktikkan ikhtilath secara total adalah murni bagaikan hutan rimba yang penuh dengan hewan. Rasul kita Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam, orang yang paling tahu tentang kejiwaan manusia, telah mengatakan dalam haditsnya:
مَا تَرَكْتُ بَعْدِي فِتْنَةً أَضَرَّ عَلىَ الرِّجَالِ مِنَ النِّسَاءِ
“Tidaklah aku tinggalkan sepeninggalku suatu fitnah (ujian) yang lebih berbahaya atas laki-laki daripada wanita.” (Muttafaqun 'alaih)
Dan supaya terhindar dari fitnah yang berbahaya ini, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersungguh-sungguh untuk tidak terjadi percampuran antara laki-laki dan perempuan, meskipun di tempat yang paling suci yaitu masjid. (Diambil secara ringkas dari kitab Raf'u Adz-Dzul wa Ash-Shaghar 'anil Maftunin bi Khuluqil Kuffar hal. 53-60)
Namun hal ini bukan berarti melarang adat kebiasaan yang tidak menyelisihi syariat. Karena yang dilarang adalah membuat suatu peraturan tentang adab yang bertentangan dengan syariat Islam.
Wallahu a’lam bish-shawab.
Penulis: Al-Ustadz Abu Muhammad Abdul Mu’thi, Lc
Syariah, Kajian Utama, 19 - Desember - 2008, 19:06:14
</span></div>
Dian Baisahttp://www.blogger.com/profile/08405561213795245326noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-6988924625649342549.post-82625659819215477292014-05-06T02:19:00.000+07:002014-05-07T06:48:42.957+07:006 Tahun Sudah Usia Buah Hatiku<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgjPECsW7Cro4TUELObHHB4at7FbVdE8EBYwfhFG-4THgfXjgBTZ9yOOY3QgZeGD702YO1Suk2zF2gZRKbPyXfvv151Dt-Llo4niS_ytsYP8_GB9QYnuSoC0NMx9zo4949Bg1D-6C1DL8I/s1600/gaya.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgjPECsW7Cro4TUELObHHB4at7FbVdE8EBYwfhFG-4THgfXjgBTZ9yOOY3QgZeGD702YO1Suk2zF2gZRKbPyXfvv151Dt-Llo4niS_ytsYP8_GB9QYnuSoC0NMx9zo4949Bg1D-6C1DL8I/s1600/gaya.jpg" height="400" width="255" /></a></div>
<span style="background-color: white; color: #444444; font-family: roboto, Arial, Verdana, Sans; font-size: 16px; line-height: 23px;">Hari ini usiamu genap 6
tahun anakku.</span><br />
<span style="background-color: white; color: #444444; font-family: roboto, Arial, Verdana, Sans; font-size: 16px; line-height: 23px;">
<span style="background-color: white; color: #444444; font-family: roboto, Arial, Verdana, Sans; font-size: 16px; line-height: 23px;">
<span style="background: white;">Maafkan
Abi dan Ummi, tidak ada balon mengkilat yang tergantung di sudut atap ruangan.</span><br />
<span style="background: white;">Tidak
ada lilin yang tertancap di kue tart berhias namamu.</span><br />
<span style="background: white;">Tidak
ada deretan hadiah terbungkus rapi di depanmu…..</span><br />
<br />
<span style="background: white;">Tahukah
engkau cinta, waktu terus bergulir, berganti hari, bulan dan tahun. </span><br /><span style="background: white;">Perhatikanlah
jejak yang telah engkau tinggalkan dalam hidup ini. Adakah goresan putih, hitam
dan kelabu terukir di sana?</span><br />
<br />
<span style="background: white;">Anakku
cinta…</span><br />
<span style="background: white;">Tahukah
engkau sayang, dulu ketika sebuah ayat turun mewajibkan kita, para perempuan
mengulurkan jilbabnya, serta merta para sahabiyah dari kaum Anshar merobek
kainnya dan segera menutupi indah rambutnya dari para ajnabi….</span></span></span><br />
<a name='more'></a><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: roboto, Arial, Verdana, Sans; font-size: 16px; line-height: 23px;"><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: roboto, Arial, Verdana, Sans; font-size: 16px; line-height: 23px;"><br />
<br />
<span style="background: white;">Ah,
gerah tentu saja pada mulanya.</span><br />
<span style="background: white;">Tetaplah
bertahan.</span><br />
<span style="background: white;">Setiap
syari’at terkandung manfaat dan hikmat di dalamnya.</span><br />
<span style="background: white;">Ia
akan melindungi halus kulitmu dari sengatan matahari. Melindungimu dari tatapan
liar para pria yang lalai menundukkan pandangannya darimu.</span><br />
<br />
<span style="background: white;">Tetaplah
bertahan sayang…</span><br />
<span style="background: white;">Biarlah
keindahan gerai makhkota rambutmu tertutup rapi dalam balutan jilbabmu.</span><br />
<br />
<span style="background: white;">Tahukah
engkau cinta…</span><br />
<span style="background: white;">Ketika
engkau melangkah keluar rumah,</span><br />
<span style="background: white;">syetan
akan menghiasimu dari kiri, kanan, atas, bawah, depan dan belakangmu.</span><br />
<span style="background: white;">Melepaskan
setiap busur panahnya, mengelabui setiap mata pria untuk berkhayal tentangmu?</span><br />
<span style="background: white;">Yaa
Rabb, jagalah anak gadisku ini….</span><br />
<br />
<span style="background: white;">Sekarang
engkau mengerti anakku cinta?</span><br />
<span style="background: white;">Ketika
masamu telah cukup dewasa, tutuplah setiap perhiasan itu. Biarkan ia terjaga
hanya untuknya yang dihalalkanNYA untukmu, suamimu….</span><br />
<br />
<span style="background: white;">Anak
gadisku, pelita mataku….</span><br />
<span style="background: white;">Kita
para perempuan mengemban tugas luar biasa sebagai penerus perjuangan.</span><br />
<span style="background: white;">Pemegang
estafet manhaj para nabi…</span><br />
<span style="background: white;">Dari
kitalah kelak berharap akan lahir para mujahid yang berjuang menegakkan
kalimahNYA.</span><br />
<span style="background: white;">Berjuang
dengan ilmu dan amal.</span><br />
<span style="background: white;">Ingatlah,
Islam tidak pernah mengajarkan kedzaliman kepada siapapun, bahkan terhadap
seekor semut yang bertasbih memujiNYA.</span><br />
<span style="background: white;">Ketika
kita berusaha menggigit dengan geraham setiap perintahNYA dan mengikuti
sunnahnya, dialah haq, kebenaran.</span><br />
<br />
<span style="background: white;">Dan
tahukah engkau cinta?</span><br />
<span style="background: white;">Bahwa
perjuangan seorang perempuan adalah di dalam rumahnya…</span><br />
<span style="background: white;">Di
tangan kita terletak ke mana bangsa dan umat ini akan melangkah…</span><br />
<span style="background: white;">Tentu,
karena yang terdekat kesehariannya denganmu adalah keluarga, anak-anakmu…</span><br />
<span style="background: white;">Do’akan
Abi dan Ummi sehat agar dapat melihat mereka dan memanggil Abi dan Ummi, kakek
nenek.</span><br />
<br />
<span style="background: white;">Anak
gadisku cinta…</span><br />
<span style="background: white;">Tetaplah
engkau bersama kakakmu merapatkan barisan, bergenggaman tangan dalam kebajikan.
Saling menjaga, mengingatkan dalam ketakwaan dan kesabaran…</span><br />
<br />
<span style="background: white;">Sungguh
tidak ada yang diharapkan dari kami para orang tua, selain melihatmu bahagia.</span><br />
<span style="background: white;">Tidak
harta, pula yang lainnya.</span><br />
<span style="background: white;">Cukup
do’amu untuk kami di setiap akhir shalatmu, kiranya Allah mengampuni setiap
dosa kami, ibu dan ayahmu….</span><br />
<br />
<span style="background: white;">Anak
gadisku….</span><br />
<span style="background: white;">Abi
dan Ummi mencintaimu sayang….</span><br />
<span style="background: white;">Rabb,</span><br />
<span style="background: white;">jagalah
anakku, anak gadis dan anak lajangku dalam iman dan cintaMU.</span><br />
<span style="background: white;">Jagalah
mereka juga seluruh kaum muslimin dan muslimat sebagai saudaranya hingga
selamat dalam perjalanan menuju perjumpaan dan meraih ridhaMU…</span><br />
<br />
<span style="background: white;">Abi
dan Ummi berharap,</span><br />
<span style="background: white;">suatu
saat kelak,</span><br />
<span style="background: white;">engkau
akan membaca surat ini,</span><br />
<span style="background: white;">meskipun
Abi dan Ummi sudah tidak lagi bersama kalian.</span><br />
<br />
<span style="background: white;">Yakinlah,
Abi dan Ummi mencintai kakak dan dedek hingga kembali menghadapNYA….</span><br />
<br />
<span style="background: white;">Assalaamu’alaikum
Wr. Wb.</span><br />
<br />
<span style="background: white;">salam
dekap hangat</span><br />
<br />
<span style="background: white;">Abi
dan Ummi</span><o:p></o:p></span></span><br />
<span style="background-color: white; color: #444444; font-family: roboto, Arial, Verdana, Sans; font-size: 16px; line-height: 23px;"><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: roboto, Arial, Verdana, Sans; font-size: 16px; line-height: 23px;"><span style="background: white;"><br /></span></span></span>
<br />
<span style="color: #444444; font-family: roboto, Arial, Verdana, Sans; font-size: xx-small;"><span style="background-color: white; line-height: 23px;"><i>dari <a href="http://amallia-rahma.blogspot.com/" target="_blank">amallia-rahma.blogspot.com</a> didedikasikan untuk anakku tersayang</i></span></span>Dian Baisahttp://www.blogger.com/profile/08405561213795245326noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-6988924625649342549.post-49082123365993275492014-04-21T06:10:00.000+07:002015-11-16T03:00:11.519+07:00JILBAB YANG SESUAI DENGAN SYARI'AT<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgqHn6UHWUdcGS4xX0GKif5RwVyYaLAONZWDxFAUx1KiEAMPYh1r8WPsXYSs9ZtQ4UR8CYIstEfSjLq5-Ct9HoWvpCfJdA0HOMleb_V0qognM00X5Vlb8fFxzZGCSiuAJbswggt26Q17pA/s1600-h/jilbab1piecesaudi2ill.jpg" onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}"><img alt="" border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgqHn6UHWUdcGS4xX0GKif5RwVyYaLAONZWDxFAUx1KiEAMPYh1r8WPsXYSs9ZtQ4UR8CYIstEfSjLq5-Ct9HoWvpCfJdA0HOMleb_V0qognM00X5Vlb8fFxzZGCSiuAJbswggt26Q17pA/s200/jilbab1piecesaudi2ill.jpg" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5346639837622471698" style="cursor: hand; cursor: pointer; float: left; height: 200px; margin: 0 10px 10px 0; width: 130px;" /></a><br />
<span style="background-color: white; color: #444444; font-family: roboto, Arial, Verdana, Sans; font-size: 16px; line-height: 23px;">
Ustadzah, saya mempunyai pertanyaan dan mohon untuk dijawab: Bagaimana jilbab yang sesuai dengan syariat? Mohon penjelasannya, jazakillah khairan.<br />
<br />
Halimah :asy-syauqiyyah@plasa.com<br />
<br />
Jawab :<br />
<br />
Jilbab yang sesuai dengan syariah apabila memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :<br />
<br />
Menutupi seluruh badan<br />
<br />
Tidak diberi hiasan-hiasan hingga mengundang pria untuk melihatnya<br />
<span id="fullpost"><br /><br />Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman :<br /><br />“Katakanlah (ya Muhammad) kepada wanita-wanita yang beriman: hendaklah mereka menundukkan pandangan mata dan menjaga kemaluan mereka, dan jangan menampakkan perhiasan mereka kecuali apa yang biasa nampak darinya. Hendaklah mereka meletakkan dan menjulurkan kerudung di atas kerah baju mereka (dada-dada mereka)… (An-Nuur: 31)<br /><br />Tebal tidak tipis<br /><br />Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassalam bersabda :<br /><br />“Akan ada nanti di kalangan akhir umatku para wanita yang berpakaian tapi hakikatnya mereka telanjang…<br /><br />Kemudian Beliau Shallallahu ‘alaihi wassalambersabda ;<br /><br />“…laknatlah mereka karena sesungguhnya mereka itu terlaknat”. (HR. Ath Thabrani dalam Al Mu`jamush Shaghir dengan sanad yang shahih sebagaimana dikatakan oleh Syaikh Albani dalam kitab beliau Jilbab Al Mar’ah Al Muslimah, hal. 125)<br /><br />Kata Ibnu Abdil Baar: “Yang dimaksud Nabi Shallallahu ‘alaihi wassalam dalam sabdanya (di atas) adalah para wanita yang mengenakan pakaian dari bahan yang tipis yang menerawangkan bentuk badan dan tidak menutupinya maka wanita seperti ini istilahnya saja mereka berpakaian tapi hakikatnya mereka telanjang”.<br /><br />Lebar tidak sempit<br /><br />“Usamah bin Zaid berkata: Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassalam memakaikan aku pakaian Qibthiyah yang tebal yang dihadiahkan oleh Dihyah Al Kalbi kepada beliau maka aku memakaikan pakaian itu kepada istriku. Suatu ketika Beliau Shallallahu ‘alaihi wassalam bertanya: “Mengapa engkau tidak memakai pakaian Qibthiyah itu?” Aku menjawab: “Aku berikan kepada istriku”. Beliau berkata : “Perintahkan istrimu agar ia memakai kain penutup setelah memakai pakaian tersebut karena aku khawatir pakaian itu akan menggambarkan bentuk tubuhnya”. (Diriwayatkan oleh Adl Dliya Al Maqdisi, Ahmad dan Baihaqi dengan sanad hasan, kata Syaikh Al-Albani t dalam Jilbab, hal. 131)<br /><br />Tidak diberi wangi-wangian<br /><br />Karena Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassalam bersabda :<br /><br />“Wanita mana saja yang memakai wangi-wangian lalu ia melewati sekelompok orang agar mereka mencium wanginya maka wanita itu pezina.” (HR. An Nasai, Abu Daud dan lainnya, dengan isnad hasan kata Syaikh Al-Albani dalam Jilbab, hal. 137)<br /><br />Tidak menyerupai pakaian laki-laki<br /><br />Abu Hurairah mengatakan: “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassalam melaknat laki-laki yang memakai pakaian wanita dan wanita yang memakai pakaian laki-laki”. (HR. Abu Daud, Ibnu Majah dan lainnya. Dishahihkan Syaikh Al-Albani dalam Jilbab, hal. 141)<br /><br />Tidak menyerupai pakaian wanita kafir<br /><br />Karena Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassalam dalam banyak sabdanya memerintahkan kita untuk menyelisihi orang-orang kafir dan tidak menyerupai mereka baik dalam hal ibadah, hari raya/perayaan ataupun pakaian khas mereka.<br /><br />Bukan merupakan pakaian untuk ketenaran, yakni pakaian yang dikenakan dengan tujuan agar terkenal di kalangan manusia, sama saja apakah pakaian itu mahal/ mewah dengan maksud untuk menyombongkan diri di dunia atau pakaian yang jelek yang dikenakan dengan maksud untuk menampakkan kezuhudan dan riya.<br /><br />Berkata Ibnul Atsir: Pakaian yang dikenakan itu masyhur di kalangan manusia karena warnanya berbeda dengan warna-warna pakaian mereka hingga manusia mengangkat pandangan ke arahnya jadilah orang tadi merasa bangga diri dan sombong. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassalam bersabda:<br /><br />“Siapa yang memakai pakaian untuk ketenaran di dunia maka Allah akan memakaikannya pakaian kehinaan pada hari kiamat kemudian dinyalakan api padanya”. (HR. Abu Daud, Ibnu Majah dengan isnad hasan kata Syaikh Albani dalam Jilbab, hal. 213)<br /><br />Demikian kami nukilkan jawaban untuk saudari dari kitab Jilbab Al Mar’ah Al Muslimah yang ditulis oleh Syaikh Muhammad Nashiruddin Al Albani t. Adapun pertanyaan-pertanyaan saudari yang lainnya Insya Allah akan kami jawab dalam rubrik Mutiara Kata pada edisi-edisi mendatang. Wallahu a’lam.<br /><br />Melihat Laki-laki dari Balik Kerudung<br /><br />Tanya :<br /><br />Bolehkah seorang wanita (akhwat) melihat sekumpulan laki-laki dari balik kerudungnya? Mohon jawabannya, jazakumullah khairan.<br /><br />Akhwat di Kroya<br /><br />Jawab:<br /><br />Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman :<br /><br />“Katakanlah kepada kaum mukminin, hendaklah mereka menundukkan pandangan-pandangan mereka dan menjaga kemaluan mereka, yang demikian itu lebih suci bagi mereka. Sesungguhnya Allah Maha Mengabarkan terhadap apa yang mereka perbuat” (An-Nur: 30)<br /><br />Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassalam bersabda :<br /><br />“…maka zinanya mata itu adalah dengan memandang…”. (HR. Bukhari 11/503 dan Muslim 4/2046)<br /><br />Ulama sepakat, sebagaimana dinukilkan Imam Nawawi dalam Syarah Muslim bahwasanya memandang laki-laki dengan syahwat haram hukumnya.<br /><br />Sebagian ulama membolehkan untuk memandang laki-laki secara mutlak. Mereka berdalil dengan kisah Aisyah rad. yang melihat orang-orang Habasyah yang sedang bermain tombak (perang-perangan) di masjid sampai ia bosan dan berlalu.<br /><br />Imam Nawawi menjawab dalil mereka ini bahwasanya peristiwa itu mungkin terjadi ketika Aisyah belum baligh.<br /><br />Namun Al Hafidz Ibnu Hajar membantahnya dengan mengatakan ucapan Aisyah bahwa Nabi Shallallahu ‘alaihi wassalam menutupinya dengan selendang beliau menunjukkan peristiwa ini terjadi setelah turunnya perintah hijab. (Dan Aisyah dihijabi oleh beliau menunjukkan bahwa Aisyah telah baligh).<br /><br />Imam Nawawi memberi kemungkinan yang lain, beliau mengatakan: Dimungkinkan Aisyah hanya memandang kepada permainan tombak mereka bukan memandang wajah-wajah dan tubuh-tubuh mereka. Dan bila pandangan jatuh ke wajah dan tubuh mereka tanpa sengaja bisa segera dipalingkan ke arah lain saat itu juga. (Lihat Fathul Bari 2/445).<br /><br />Dengan demikian, hendaklah seorang wanita memiliki rasa malu dan jangan membiarkan pandangan matanya jatuh kepada sesuatu yang tidak diperkenankan baginya, termasuk memandang laki-laki yang bukan mahramnya.<br /><br />Wallahu ta‘ala a‘lam bishawwab.<br /><br />Demikian jawaban ini dinukilkan dari kitab Nashihati Lin Nisa karya Ummu Abdillah Al-Wadi‘iyyah hafidzahallah, putri Syaikh Muqbil bin Hadi Al-Wadi‘i.<br /><br />Dikutip dari http://www.asysyariah.com Penulis : Dinukilkan dari kitab Nashihati Lin Nisa karya Ummu Abdillah Al-Wadi‘iyyah hafid, Judul: Jilbab Yang Sesuai Dengan Syariat</span></span>Dian Baisahttp://www.blogger.com/profile/08405561213795245326noreply@blogger.com